curhat seorang teman

masih pagi, barusan seorang teman menelpon saya, minta waktu saya buat dengarkan ceritanya, hahahahha...saya tertawa, saat dia tanya ada waktu ga??? dari kemarin-kemarin juga saat saya masih kerja kantoran, punya banyak waktu berlebih, apalagi sekarang saat menjadi ibu rumahan, banyak waktu luang buat saya.

teman saya curhat masalah keluarganya, masalah kehidupan rumah tangganya, masalah suaminya yg saat ini dia tau selingkuh, sebagai teman, saya turut prihatin dengan keadaannya, tanpa saya sadari, sayapun meneteskan air mata saat dia cerita dengan suara isak tangis. saya coba untuk membuatnya lebih bijak dalam menyikapi peristiwa ini, walaupun saya tau saya bukanlah orang yg arif, cuma sebagai teman yang saat ini saya tidak mengalaminya, tentunya saya lebih bisa menelaah tanpa ada rasa marah, rasa dikecewakan. saya minta dia untuk bersabar, sabar akan cobaan ini, ikhlas akan peristiwa ini.

satu hal yang saya tekankan padanya, bahwa kunci hidup buat saya  adalah laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil 'aziem, semua atas kehendak Allah.

Alhamdulillah saya sampaikan pada teman saya bahwa suaminya  berselingkuh dia tahu, karena Allah sayang sama keluarga mereka, diberi kesempatan untuk bertobat, untuk meminta maaf atas salah yang dibuat suaminya, diberi kesempatan untuk berbuat kebaikan ketika telah melakukan kesalahan, karena saya kira kalaulah tidak ketahuan oleh teman saya, tentu suaminya akan terus berprilaku salah, dan rugilah ketika Allah menempatkan kita pada orang-orang yang salah.

semoga teman saya dapat menerima kenyataan ini dengan ikhlas, dengan lapang dada, dan dapat juga dijadikan intropeksi diri (juga buat saya, red), karena saya pun tidak tahu jalan hidup kedepan saya, namun ketika kita berbuat salah, ada teman atau orang lain yang mengingatkan, tentulah kita berterimakasih pada Allah, karena sudah diberi ingatnya.